TOGEL77QQ - Laga El Clasico yang mempertemukan antara Real Madrid dan Barcelona selalu panas. Bukan hanya di atas lapangan tapi juga di luar lapangan.
Tensi panas juga bisa merambah ke media sosial . Tak henti-hentinya fans antara kedua kubu saling mengutuk, saling menjelekkan, pasca pertemuan antara kedua tim. Situasi panas tersebut kadang tak bisa mereda hanya dalam sehari saja.
Bukan hanya pertemuan El Clasico saja yang menjadi perhatian mereka. Misalnya, ketika Real Madrid menjalani pertandingan dan mengalami kekalahan menghadapi salah satu tim, hal itu akan memicu perdebatan antar fans. Kekalahan itu akan menjadi bahan lelucon fans Barca. Fans Real Madrid yang tak terima pun akan membalas.
Perdebatan antara fans kedua kubu tersebut diperkuat lagi dengan adanya Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di masing-masing kubu. Kedua pemain itu memang sangat asyik untuk menjadi bahan obrolan. Mereka suka membandingkan siapa yang terbaik antara kedua pemain tersebut.
Memang kedua pemain tersebut sering bersaing dalam merebutkan prestasi tertentu. Setelah Ronaldo mengalahkan Messi dalam merebutkan status pemain terbaik dari FIFA, mereka akan kembali bertarung mengejar penghargaan Ballon d'Or di akhir tahun ini. Dan yang tengah berjalan, Ronaldo dan Messi sedang berlomba menjadi yang paling cepat untuk mencetak 100 gol di Liga Champions.
Pertarungan Real Madrid vs Barca di Spanyol
Sulit membayangkan jika seandainya kedua klub tersebut suatu saat nanti tak bisa bertanding di atas lapangan. Selama ini, kedua klub tersebut sama-sama bermain di La Liga. Mereka sengit bersaing untuk memenangkan berbagai trofi di kompetisi domestik.
Dalam sejarahnya, Real Madrid tercatat paling banyak menjuarai La Liga. Barcelona yang pernah menjuarai kompetisi tersebut sebanyak 24 kali, berada di urutan kedua. Selain itu mereka juga bersaing mengoleksi gelar-gelar lainnya termasuk Copa del Rey dan Liga Champions.
Persaingan seperti itu yang membuat antara kedua klub tersebut menjadi musuh bebuyutan. Sentimen politik juga turut memberi pengaruh besar pada pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona. Madrid identik dengan ibukota Spanyol sementara Barca adalah klub dari Catalonia, wilayah yang ingin memisahkan diri dari negara Spanyol.
Dan Catalonia akhirnya menyatakan kemerdekaannya baru-baru ini tapi belum mendapat pengakuan internasional karena terganjal masalah hukum. Jika wilayah bagian timur Spanyol tersebut benar-benar menjadi negara sendiri, maka Barcelona pun terancam tak bisa main di La Liga. Real Madrid harus berpisah dari Barca. Mereka tak bisa bertemu sesering seperti sebelumnya.
Siapa yang rugi Real Madrid atau Barcelona?
Pertemuan antara Barcelona dan Real Madrid di La Liga bukan sekedar pertandingan. Pertemuan antara kedua klub sudah menjadi komoditas dagang yang sangat menguntungkan bagi kedua klub.
Menurut sebuah laporan, Nielsen Sports, El Clasico yang berlangsung pada bulan Desember 2017 lalu bisa menghasilkan 42,5 juta dolar AS dari sponsor saja. Barcelona yang kala itu kebetulan menjadi tuan rumah mendapat bagian sebanyak 87 persen. Itu belum termasuk pendapatan dari siaran televisi dan pemasukan dari sektor lainnya. Jumlahnya bisa menyentuh angka 100-an juta dolar AS yang masuk ke kas masing-masing klub.
Jika ada orang yang mengatakan 'Real Madrid atau Barcelona pergi ke laut saja,' itu adalah ungkapan sembarangan yang tak punya pertimbangan. Barcelona dan Real Madrid saling membutuhkan dan saling menguntungkan, itulah faktanya.
Bila Madrid dan Barca Terpisah
Jika tak ada Barcelona di La Liga, maka Real Madrid akan menjadi klub yang terlalu dominan. Mungkin hanya Atletico Madrid yang bisa menjadi pesaing beratnya. Tapi sejarah sudah membuktikan bahwa klub tetangga Real Madrid tersebut hanya mampu 10 kali menjadi juara.
Bagi Barcelona, jika memilih berpisah dari La Liga, kemudian Catalonia membuat liga sendiri maka Messi dkk. hanya akan menjadi raksasa di antara para kerdil. Dua klub yang mungkin bisa menjadi pesaing Barca adalah Espanyol dan Girona. Sementara itu, dua klub asal Catalan tersebut tak masuk dalam perhitungan peraih gelar juara La Liga. Mereka hanya klub yang berada di peringkat 10 dan 13 di pekan ke-10 La Liga musim ini. Kedua klub ini pastinya akan sangat sulit meruntuhkan dominasi Barca.
Atau, jika Barca keluar dari La Liga, mereka bisa bergabung dengan kompetisi negara tetangga seperti di Prancis. Atau, mereka juga bisa pindah ke Inggris yang jaraknya sangat jauh dari Barcelona.
Drama Real Madrid dan Barcelona
Akhirnya dengan semua pertimbangan yang ada, wajar jika Barcelona dan Real Madrid tak ingin terpisahkan dari La Liga.
Kapten Real Madrid, Sergio Ramos, pun mengaku tak ingin Barcelona hengkang dari La Liga. Ia berharap Barca tetap bermain bersama Real Madrid dalam satu kompetisi terlepas dari rumitnya masalah politik yang tengah terjadi.
"Situasi ini rumit. Sulit untuk mempercayai bahwa mayoritas masyarakat menginginkan kemerdekaan. Saya ingin Barcelona bermain di La Liga,”ucap sang kapten Los Blancos tersebut.
Dari ungkapan Ramos tersebut sudah mewakili betapa sebenarnya Real Madrid membutuhkan kehadiran Barcelona terlepas saat bertarung di atas lapangan mereka seolah ingin saling membunuh satu sama lain. Pada El Clasico tahun 2014, misalnya, Ramos dengan sengaja menendang kaki Messi hingga rubuh. Tragedi itu berujung kartu merah untuk Ramos. Sejumlah pemain kemudian terlibat dalam keributan. Ramos juga mendorong Carles Puyol hingga jatuh. Xavi mendapat kartu kuning karena terlibat dalam keributan yang terjadi.
Kejadian di El Clasico semacam itu tak hanya sekali. Messi juga pernah bereaksi emosional dengan menendang bola ke arah penonton. Tensi panas di atas lapangan ini memang sudah mengakar sejak tahun-tahun sebelumnya.
Semua drama yang menarik antara Barca dan Real Madrid tersebut tak akan sering tayang jika keduanya berpisah dari ikatan La Liga. Jika demikian, pihak Madrid dan Barca pun baru akan menyadari bahwa kebencian yang ada selama ini ternyata hanya ilusi belaka karena sebenarnya keduanya saling menghidupi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar